Malam Sastra: NH. Dini dan Feminisme


FIB Sastra memiliki keterkaitan yang erat dengan fenomena sosial, sehingga tidak dipungkiri sebuah karya sastra turut dipengaruhi oleh nilai-nilai yang diyakini penulisnya. Nilai-nilai itu bisa jadi refleksi atas pemikiran sang penulis terhadap isu-isu sosial tersebut. Sebagai bentuk kepedulian akan eksistensi sastra dalam jagad modernitas, sebagai salah satu lembaga kedaulatan mahasiswa di Fakultas Ilmu Budaya yang bergerak di ranah kepenulisan, Mata Pena kembali hadir dengan salah satu program kerjanya yakni Malam Sastra. Sebelumnya, khalayak mengenal Malam Sastra Sambut Purnama (MSSP), namun kali ini terjadi perubahan nama dikarenakan hal-hal tertentu, seperti acara yang tidak selalu diadakan di bulan purnama, juga kendala cuaca yang tak memungkinkan jika dilakukan di luar ruangan.

Kali ini, Malam Sastra diadakan pada Rabu, 22 Mei 2015 bertempat di ruang Pentas Budaya lantai 7 FIB UB.  Tema yang diusung yakni Pesona Sastra Feminisme NH. Dini. Mengapa NH. Dini? Karena NH. Dini adalah salah satu penulis wanita terbaik yang dalam karya-karyanya mengandung semangat feminisme dan menginspirasi jutaan wanita di Indonesia. Pada hakikatnya, Malam Sastra adalah sebuah diskusi santai yang sarat akan makna edukasi dan seni. Selain itu, esensi Malam Sastra bagi Mata Pena sendiri yaitu mengembangkan minat, bakat juga keberanian anggota-anggotanya dalam menampilkan sebuah pertunjukan sastra.

Tepat di muka ruang Pentas Budaya, tergantung puisi-puisi karya anggota Mata Pena dengan berbagai tema. Para hadirin yang hendak masuk pun tersita perhatiannya pada pameran puisi ini. Acara dimulai pada pukul 18.30 dan diawali dengan sambutan Ketua Pelaksana, Aulia Nurtina dan Wakil Ketua Umum Mata Pena, Zulham Sanusi. Lalu, dilanjutkan dengan pembacaan puisi oleh dua anggota Mata Pena yang berikutnya disambung dengan musikalisasi puisi. Ruangan yang gelap, temaram lampion, serta pencahayaan yang redup berhasil membawa hadirin pada kesyahduan puisi yang dibawakan. 
Musikalisasi puisi



Setelah penampilan usai, tibalah pada acara inti yakni materi oleh salah seorang dosen bahasa dan sastra Perancis FIB UB, Rosana Hariyanti, MA. Antusiasme audiens besar sekali. Mengingat yang hadir juga tak terbilang sedikit. Bukan hanya dalam lingkup FIB, namun juga Universitas Brawijaya. Hadir pula komunitas-komunitas sastra yang ada di Malang. Selama materi disampaikan, seluruh hadirin memperhatikan dengan seksama. Diskusi dan sesi tanya jawab berlangsung begitu hangat. Pada penutup materi, madame Rosa mengungkapkan apresiasinya kepada Mata Pena sebagai LKM kepenulisan yang peduli akan sastra dan kaitannya dengan isu sosial. Merupakan barang yang langka ditemukan saat ini.

Penyampaian materi oleh madame Rosa


Penampilan MUSICS

Teatrikal Puisi





Di sela-sela acara dilakukan pembacaan puisi bagi hadirin dan anggota Mata Pena. Juga LKM MUSICS yang ikut memeriahkan dengan membawakan dua lagu. Di penghujung acara, tibalah penampilan teatrikal puisi. Dengan tema feminisme, beberapa anggota Mata Pena membawakan teatrikal dengan baik, penuh kejutan dan ekspresif. Penonton turut larut ke dalam ironisnya feminis zaman kini. Teatrikal berlangsung dengan memuaskan dan menjadi penutup yang manis di acara Malam Sastra kali ini.

Tentu menjadi harapan bagi kita semua agar kehadiran sastra di negeri ini sudah seharusnya bangkit lagi. Kita sebagai generasi muda harus peduli dan mampu menyebarkan semangat itu. Semoga untuk kedepannya, Malam Sastra bisa terus menjadi lebih baik sehingga mampu menularkan kecintaan masyarakat terhadap dunia sastra di negeri kita tercinta, Indonesia. (luly/fib)






Komentar

Postingan Populer