Seni Batik Waeisan Budaya Dunia itu Milik Indonesia
|
Ketetapan UNESCO bahwa batik adalah milik Bangsa Indonesia bukan tanpa alas an. Sebab selain diketahui seni batik memang berasal dari Indonesia, terutama dari Jawa, namun telah berkembang di hampir
seluruh wilayah Indonesia di mana pada masing-masing wilayah di Indonesia masyarakat setempat telah memiliki batik khas tersendiri yang menjadikan seni batik makin beranekaragam jenis dan motifnya. Di antara warisan seni batik yang masih bertahan dan menjadi kekayaan khas Bangsa Indonesia hingga saat ini adalah seni batik tulis. Batik tulis adalah seni membatik kain yang dilakukan dengan cara menghias kain dan corak batik dengan menggunakan tangan. Itu sebabnya, satu lembar kain batik dengan teknik tulis ini membutuhkan waktu sampai satu bulan penyelesaiannya.
Di masa silam, seni batik tidak sekedar berfungsi melatih ketrampilan melukis dan mewarnai kain yang akan dijadikan pakaian, melainkan untuk menanamkan pula nilai etika dan estetika bagi para wanita di mana dengan membatik kesabaran dan ketelitian serta ketelatenan orang seorang diuji. Di masa lampau seni membatik telah melekat pada perempuan Jawa, karena jaman dulu membatik merupakan pekerjaan yang khusus dilakukan oleh kaum perempuan. Sehingga dengan terbiasa membatik yang butuh kesabaran dan ketelatenan, perempuan Jawa dikenal sebagai perempuan yang penyabar dan telaten dalam kehidupan sehari-hari.
Namun dengan kesabaran dan ketelitian serta ketelatena itu bukan berarti etos kerja perempuan mandeg dan jumud. Justru keadaan itu memunculkan kreativitas dan inovasi dalam perkembangan seni membatik. Sepanjang sejarahnya, terbukti bahwa seni batik telah berkembang dalam keragaman yang artistik dengan proses akulturasi seni yang menghasilkan aneka corak, ragam hias, warna, dan teknik mencelup yang menghasilkan beragam jenis batik seperti batik Klasik, batik Madura, batik Cina, batik Banjar, Batik Belanda, batik Wong Kaji, batik wong cilik yang ciri-ciri khasnya terlihat dari aneka motif seperti motif sulur-suluran, motif naga, motif awan, motif burung phoenix, motif chi-lin, dsb. Bahkan mengikuti perkembangan sains modern, lahir batik-batik dengan desain baru yang disebut Batik Fisika dengan motif khas seperti Lebah Newton, Peano, Solitud Dulsinea, Lereng Cucuk,Sawat Arif, dsb.
Menurut sejarah, budaya batik dikenalkan pertama kali di daerah Jawa, di mana pada awalnya dulu batik sering digunakan di lingkungan keraton semenjak jaman Majapahit hingga jaman Yogyakarta dan Surakarta. Teknik membatik dilakukan pada selembar kain mori putih (kain katun yang terbuat dari bahan kapas) yang dilukis dengan menggunakan alat canting berisi cairan lilin hingga meresap ke dalam serat kain tersebut. Setelah cairan lilin kering, kain yang sudah dilukis itu kemudian dicelupkan dengan warna yang diinginkan. Setelah kain tercelup dan berubah warna, proses selanjutnya adalah mencelupkan kain tersebut ke dalam air yang dicampuri bahan kimia untuk melarutkan lilin yang masih menempel pada kain.
Sekarang ini batik telah menjadi trend di semua kalangan masyarakat, baik dalam acara-acara formal maupun informal. Dalam era modernisasi dan globalisasi ternyata batik tulis tradisional masih di cintai dan dilestarikan oleh masyarakat yang sudah berwawasan global dan modern. Bahkan pemakaian batik tulis yang harganya mencapai harga jutaan rupiah, menjadi prestise tersendiri bagi masyarakat.
Kini, setelah UNESCO menetapkan batik sebagai budaya asli Indonesia, setiap anak bangsa merasa bangga dengan batik. Proses seni membatik, telah menjadi pesona tersendiri dari seni kerajinan yang penuh dengan nilai seni dan budaya ini. Meski Negara jiran sempat mengklaim sebagai pemilik budaya batik, namun mata dunia tidak dapat dibutakan oleh fakta bahwa batik adalah warisan bangsa Indonesia sejak jaman kuno sebagaimana motifnya terlihat pada relief-relief dan arca-arca di berbagai candi yang bisa kita saksikan sampai saat ini. Atas dasar bukti - bukti arkeologis dan antropologis sejarah warisan budaya nenek moyang bangsa Indonesia inilah, batik telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai kekayaan budaya asli Indonesia.
Komentar
Posting Komentar